"Batik adalah warisan leluhur yg erat dgn kehidupan kita sehari-hari. Sejak 2/10/2009, @UNESCO telah tetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi. Oleh sebab itu, kita rayakan 2 Oktober sebagai #HariBatikNasional," cuitnya.
Dalam cuitan selanjutnya, pihak Kemlu mengunggah foto saat Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Lestari Priansari Marsudi menjadi Presiden DK PBB. Terlihat Menlu dan beberapa hadirin yang mengenakan batik.
"Foto berikut adalah momen tidak terlupakan saat Indonesia Flag of Indonesia membatikkan ruang sidang Dewan Keamanan PBB ketika Indonesia menjadi Presiden DK PBB (07/05/2019). Nah, #SahabatKemlu, post disini dong batik kebanggaanmu! #BatikDiplomacy #IniDiplomasi," lanjutnya.
Sebelumnya, klaim Tiongkok terhadap kerajinan batik tersebut telah menuai kontroversi dan langsung menuai tanggapan dari warganet Indonesia yang tidak terima dengan klaim sepihak Negeri Tirai Bambu tersebut. Baru sehari menuai kritikan, media tersebut lantas meralat klaimnya terkait kerajinan batik tersebut.
"Kerajinan cetak lilin Tiongkok kuno dilakukan dengan sangat terampil dan memakan waktu," tulis @XHNews, Senin (13/7). "Kerajinan ini juga dikenal sebagai batik, sebuah kata dengan asal Indonesia yang mengacu pada teknik pewarnaan tahan lilin yang dipraktikkan di banyak bagian dunia. Terima kasih kepada @Kemlu_RI."
Sementara itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan turut pula mengomentari klaim tersebut. Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid menegaskan jika Batik Indonesia telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda untuk Kemanusiaan.
"Batik memang warisan budaya tak benda atau intangible cultural heritage Indonesia," kata Hilmar. "Dan pada 2009 sudah masuk dalam Daftar Warisan Budaya Tak Benda untuk Kemanusiaan oleh UNESCO."
Post a Comment
Post a Comment